WONGALUS KWA
Orang yang meninggal namun ruhnya belum mampu menembus alam
kelanggengan (alam barzakh) secara otomatis akan masuk ke alam gaib
yang paling rendah. Yaitu alam yang dihuni gendruwo, jin, peri, tuyul,
buto ijo, kolor ijo, kuntilanak. Ini adalah alam yang khusus
diperuntukkan bagi makhluk halus yang tidak memiliki tubuh/raga tapi
memiliki hasrat dan nafsu keduniawian/ nafsu untuk “memiliki”.
Badan astral si arwah yang belum masuk ke alam kelanggengan tersebut
pada saat-saat khusus bisa dilihat oleh manusia. Di Jawa, orang-orang
menyebutnya dengan pocongan atau hantu wedon. Ini tentu saja hal yang
sangat tidak diharapkan. Sebab idealnya, arwah orang yang meninggal
dunia langsung masuk ke alam barzakh yang lebih suci dari alam gaib
terendah. Di alam kelanggengan, tidak ada lagi nafsu keduniawian.
Arwah tersebut menunggu hadirnya orang yang bisa menjadi ‘lantaran’
dia bisa masuk ke alam barzakh. Yaitu orang yang paham, bagaimana agar
si arwah bisa menembus dimensi barzakh yang lebih halus dan tenang,
damai dan mulia. Tanpa adanya orang yang membantu, maka dia akan terus
berupaya dengan berbagai cara untuk mencari perhatian. Salah satunya
adalah menakut-nakuti orang agar ada orang yang winasis mau untuk
membantunya membuat upacara “wisuda” pelepasan; bisa masuk ke alam
barzakh.
Di alam gaib terendah, arwah itu sejatinya menangis dalam kesedihan
yang amat sangat. Mereka sangat tersiksa. Yang lebih repot lagi, masih
ada saja orang jahat ber-ILMU HITAM yang memanfaatkan badan astral si
arwah ngelambrang yang jadi hantu wedon/pocongan ini untuk keperluan
mereka.
Maka waspadai bila ada orang duduk di makam orang yang sudah
meninggal beberapa hari, terutama orang yang meninggal malam Jumat
Kliwon. Mereka menanti kukus, asap atau hawa yang ke luar dari tanah
yang sudah bersenyawa dengan mayat. Mereka akan menyedot si arwah agar
ikut dengannya karena tarikan mantra yang mereka punyai. Mereka akan
membaca mantra yang bunyi intinya sebagai berikut:
Niat ingsun njaluk kekuatanira
supaya cumondhok mring pribadiningsun
Asipat kandel tumraping urip,
asipat madhep tumraping pepeteng.
Sopo nyimpang keliwatan,
Sopo nyanding tan sumingkir
Sopo sing tak cedhaki, atine ajur koyo wedhak
Nyawiji… nyawiji…. Dumugi mring sihing Allah
Tumeka mring sejatining urip linuwih
Setelah diucapkan dengan penghayatan, laku dan kekuatan batin, maka
arwah akan ikut menjadi “penjaga gaib” mereka. Si orang yang mengamalkan
ilmu Menyerap Energi Pocongan ini akan memiliki “kelebihan” yaitu akan
ditakuti orang lain. Orang lain akan gentar dan ciut nyali bila menatap
matanya secara langsung sebab di arwah pocong/hantu wedon ini akan
menggetarkan hati memunculkan rasa takut di hatinya. Bila ada lawan
jenis, maka dia akan ‘kantil’ dan luluh hati serta akan mengikuti
pemilik amalan ini bila dikehendaki.
Namun, ilmu ini jelas tidak akan mempan digunakan untuk mereka yang
memiliki olah rasa/olah batin yang kuat. Ilmu hitam yang punya karakter
buruk, adigang adigung adiguna akan mudah ditaklukkan dengan moral
etika/perilaku yang baik dan andap asor yang lahir dari jiwa yang bersih
dari nafsu angkara murka.
@wongalus, 2009
No comments:
Post a Comment
silahkan komen,share ilmu dan pengalaman nya di sini