Tuesday 29 April 2014

BISIKAN GAIB : BAIK ATAU BURUK ?

Ide dan ilham yang ada kalanya muncul saling berlawanan. Ketika sedang hening berusaha mencari jalan keluar dari masalah kehidupan muncul ide / ilham yang saling bertentangan. Di satu sisi mengingatkan bahwa kalau kita percaya kepada Kuasa Tuhan, maka masalah apapun bisa diselesaikan. Di sisi lain ada suara yang sifatnya melemahkan, menjadi merasa terlalu muluk untuk meminta hal yang besar kepada Tuhan. Mana yang harus dipilih sebagai jawaban batin ? Apa yang menjadi ciri dari ide / ilham dari batin yang harus diikuti ?

Ide dan ilham dimengerti sebagai suatu bisikan gaib yang berasal dari luar kesadaran manusia yang diterima di dalam pikiran manusia. Jika bisikan gaib itu tidak berasal dari sesosok gaib lain, maka diartikan bisikan itu berasal dari batin / sukma si manusia sendiri, umumnya berasal dari roh sedulur papatnya.

Roh manusia terdiri dari 2 unsur, yaitu roh pancernya dan roh sedulur papatnya.
Roh pancer hadir secara biologis manusia, melambangkan kesadaran si manusia.
Roh sedulur papat hadir secara gaib sebagai pendamping roh pancernya.

Dalam kondisi manusia sadar berpikir, maka ide / ilham itu berasal dari sedulur papatnya.
Dalam kondisi pikiran manusia mengambang, atau seperti sedang melamun, atau berada di alam bawah sadar, kadang-kadang terjadi semacam percakapan antara pancer dan sedulur papatnya yang kita rasakan sebagai
ide / ilham yang mengalir di pikiran kita.

Jika itu terjadi, maka biasanya roh sedulur papatnya akan memberikan masukan-masukan yang bersifat positif, membangun kualitas diri si manusia ke arah yang positif, sedangkan roh pancernya, yang lebih banyak bersifat biologis manusia, seringkali memunculkan kata-kata yang sifatnya melemahkan, bisa juga malah mengarahkan si manusia untuk berbuat yang tidak baik, untuk mengoptimalkan aspek biologis / keduniawiannya, malahan bisa menjadi iblis baginya.

Dalam hal ini sedulur papatnya itu berfungsi sebagai alat kontrol diri bagi si manusia, untuk membangun kesadaran diri dan kualitas kepribadian yang tinggi.
Selebihnya tergantung si manusianya sendiri apa saja yang akan diperbuatnya.
Pilih saja
yang sifatnya membangun kualitas diri, jangan yang jelek.

Jadi seharusnya kita selalu menggunakan kesadaran
yang tertinggi, dalam hal apapun, baik dalam hal duniawi maupun ketuhanan, jangan menggunakan kesadaran yang rendah, yang menjadikan manusia hidup dalam kepribadian, perilaku dan kehidupan yang rendah.

SALAM RAHAYU...

No comments:

Post a Comment

silahkan komen,share ilmu dan pengalaman nya di sini