Wongalus
Bismillahirrohmanirrohim, pertama saya
ingin bertanya khusus bagi para sedulur laki-laki: Apa yang anda rasakan
tiba-tiba ada seseorang artis perempuan yang cintanya abadi
kesetiaannya tidak akan luntur dimakan usia, cantik sejagad nggak ada
bandingannya, seksinya minta ampuuuun, perhatian penuh pada anda, super
kaya raya, semua yang anda inginkan darinya akan dituruti, tiba-tiba dia
minta anda untuk menjadi pendamping hidupnya?
Pertanyaan saya ini khusus bagi para
sedulur perempuan: Apa yang anda rasakan tiba-tiba ada seseorang pria
keturunan bangsawan yang cintanya abadi kesetiaannya tidak akan luntur
dimakan usia, ganteng sejagad nggak ada bandingannya, perkasa minta
ampuuuun, perhatian penuh pada anda, super kaya raya, semua yang anda
inginkan darinya akan dituruti, tiba-tiba dia minta anda untuk menjadi
pendamping hidupnya?
Apa yang anda rasakan ketika tiba-tiba
anda mendapatkan amanah berupa pangkat kekuasaan jabatan yang tidak
terbatas, menjadi raja, menjadi presiden atau perdana menteri, menjadi
kepala ini dan itu dari satu komunitas yang luas, dimana apa yang anda
sampaikan dituruti oleh mereka? Mereka semua tunduk patuh dan tidak ada
satupun yang melakukan protes dan pembangkangan secuil pun sehingga
mereka ikhlas untuk melakukan apa yang anda perintahkan
Apa yang anda rasakan ketika memiliki
sebuah barang-barang baru, tiba-tiba anda mendapatkan hadiah yang tidak
disangka-sangka sebelumnya misalnya mobil mewah senilai 17 Milyard,
rumah mewah seharga 117 M, sawah ladang hutan luas yang harganya 17
Triliun? Tiba-tiba datang paket berupa batu permata berlian yang
berkilau indah yang taksiran harganya senilai 117 Milyard bisa untuk
memperkaya diri sendiri tujuh turunan?
Apa yang anda rasakan seandainya itu
semua bukan mimpi, bukan khayalan, bukan angan-angan, bukan hanya
kata-kata, bukan kalimat-kalimat bohong, bukan dunia maya.. namun
benar-benar terjadi di KUN FAYAKUN dalam kehidupan anda yang sekarang,
saat ini, disini, detik ini juga tanpa harus melalui proses yang ribet
dan berbelit tanpa harus menunggu besok, lusa, atau kapan-kapan?
Pasti anda akan merasakan bahagia yang
tiada terkira. Anda meluapkannya dan mengekspresikan rasa senang dengan
beragam banyak cara sesuai dengan bakat, minat, dan kepribadian
masing-masing. Ketika merasakan senang dan bahagia, sesungguhnya kita
sedang berada di satu sisi hati manusia. Sisi terang hati yang menyala
terang dan menyinari hidup anda. Sisi sebaliknya tidak perlu kita bahas
karena sedih duka susah lebih banyak mendominasi hidup kita. Jadi buat
apa kita bahas lebih jauh?
Pada kesempatan kali ini, saya akan
menuliskan kejadian setelah saya meraga sukma, semacam reportase dari
laku batiniah yang baru saja terjadi ketika saya mencoba menengok sesaat
‘jendela’ surga. Sebuah tempat yang sebenarnya tidak bisa digambarkan
seperti apa, sebab bayangan kita terhadap surga mengandaikan kita pernah
masuk surga. Padahal kita belum pernah ke surga sebelumnya bukan?
Namun saya percaya, bahwa bila Tuhan Yang
Maha Kuasa mengijinkan maka tidak ada yang tidak mungkin. Semua akan
menjadi serba mungkin bila DIA berkehendak. Bila DIA berkehendak, maka
bumi yang sebelumnya tidak ada dinorsaurus tiba tiba ada dinosaurusnya.
Bila DIA berkehendak, maka anda —yang anda nilai sendiri banyak dosa
dan kesalahan— tiba tiba bisa menembus tirai gaibnya surga.
Semua kehendak anda akan tercukupi. Semua
keinginan anda akan terpuaskan. Tidak ada pertanyaan dan keraguan lagi
disini. Kemanusiaan anda tidak lagi sebagaimana kemanusiaan anda di
dunia. Disini sisi kemanusiaan yang ada adalah kesempurnaan sejati
dimana rasa bahagia akan bersemai tanpa rasa duka, rasa senang bersemai
tanpa harus mengalami tidak senang, rasa cinta akan tumbuh tanpa rasa
benci. Disini tidak ada lagi dua sisi ‘hitam’ dan ‘putih’, ‘susah’ dan
‘senang’ ….. paradoksal dua sisi itu tidak ada. Di sini tidak ada tesa
dan antitesa: SURGA adalah SINTESA. Berpadunya dua hal menjadi satu
dalam kesempurnaan wujud.
Ikan surga itu sejenis ikan berwarna emas
kemerahan, mendatangiku dan menyapaku. Kusapa balik sapaannya dan dia
akhirnya pergi. Dan saya didatangi seorang “bidadari” yang sangat cantik
molek rupawan, ia tersenyum dan duduk di sebelah saya yang saat itu
sedang duduk di atas sebuah kursi berlapis emas putih yang sangat nyaman
dan empuk. Berikut petikan wawancara saya dengannya:
Wongalus: Asalamualaikum
Bidadari: Waalaikumsalam
Wongalus: Allahu Akbar, …. belum pernah ada seseorang yang secantik ini sebelumnya…
Bidadari: Kita semua adalah hamba
Allah yang diutus menjadi penghuni surga yang kekal abadi kecantikan
kita, ketampanan anda adalah milik Allah
Wongalus: di dunia dulu, kami menyebut sosok cantik penghuni surga sepertimu dengan ‘bidadari’ ..
(ingatan saya di surga saat itu
menjadi sangat tajam dan tidak ada satupun yang terlupakan, kata guru
ngaji saya dulu di surga ada banyak bidadari yang melayani sehingga
untuk memudahkan kita memahaminya, saya gunakan istilah bidadari untuk
menyebutnya)
Bidadari: Disini semua bahasa untuk
menyebut apapun itu benar, tidak ada identifikasi terhadap apapun itu
salah. Disini semua bahasa bisa dipahami oleh setiap orang, orang
Amerika bisa paham bahasa Indonesia, orang Indonesia bisa paham bahasa
Rusia, orang jepang bisa paham bahasa Yunani dan seterusnya.
Disini identifikasi diri tidak seperti
di dunia yang mengandaikan masih adanya ‘aku’. Di surga, tidak ada
‘aku’ lagi.. ‘aku’ ‘engkau’ ‘kita’ dan ‘mereka’ itu tidak ada… sebab
adanya identifikasi diri itulah asal mula adanya dunia. Ingatlah ketika
Adam menuju dunia dari surga maka dia diberi kemampuan mengidentifikasi
diri.
Wongalus: Maha Suci Allah Tuhan, surga
yang seperti ini memang sungguh diluar dugaan dan diluar akal pikiran
manusia di dunia… sungguh cerdas, sungguh brilian, dan inilah yang
sejati dari manusia
Bidadari: Indahnya Tuhan melampaui
batas angan, kita sekarang sudah bisa menyaksikan dengan kesaksian yang
sesungguhnya bahwa surga tidak seperti anggapan hidup di dunia yang
penuh nafsu birahi kenikmatan duniawi.
Wongalus: Betul, saya berpendapat
bahwa di surga ini tidak ada lagi angan angan dan berganti menjadi
kenyataan, bila ada angan –angan maka yang terjadi masih ada harapan dan
itu berarti ada pencapaian lebih lanjut yang lebih baik dari pada
keadaan di sini…
Bidadari: Ya, surga adalah tempat yang
final, pengadilan yang terakhir, akhir dari yang akhir dan tidak ada
permulaan lagi setelah ini. Atas kehendak NYA lah kita semua bisa
menikmati keabadian yang diberikan NYA dalam kurun waktu sesuai yang
diperkenankan NYA.
Wongalus: Subhanallah, ya Rabbi…
kebahagian disini tidak pernah terasa membosankan, tidak ada batasnya,
tidak ada akhirnya.. apakah rasa seperti ini hanya saya yang
merasakannya?
Bidadari: Semua penghuni surga
merasakannya, disini tempatnya kenikmatan kebahagiaan kesuksesan tiada
batas karenanya yang disebut hawa nafsu disini sudah tidak ada lagi,
hanya ada kenikmatan kebahagiaan kesuksesan yang surgawi yang melampaui
apapun yang ada sebelumnya
Wongalus: Ajak saya untuk merasakan kenikmatan-kenikmatan surga
Bidadari: baiklah
Wongalus: ya.
(Sambil menggamit tangan saya, sekejap
kemudian saya merasakan tubuh saya melayang ringan seperti tanpa bobot,
saya terbang dari pinggir telaga bersama sang bidadari untuk menuju
sebuah tempat semacam istana. Disana saya disambut dengan dengan banyak
bidadari lain. Luar biasa indahnya dan megah tempat ini, istana yang
temboknya berwarna biru amethyst dan bentuk arsitekturnya sangat megah
menawan)
Bidadari: Kemegahan ini semua untuk
mu, hamba Allah… silahkan kamu berbuat sesukamu untuk menghadap Allah
dengan caramu disini .. masing-masing manusia memiliki cara untuk
mensyukuri apa yang dirasakannya, kepemilikanmu mutlak tanpa dibatasi
kepemilikan manusia yang lain
Wongalus: Allahu Akbar.. terima kasih Ya Allah kau berikan semuanya ini bagi semua hambamu yang mau untuk kembali kepadamu
Bidadari: Inna lillahi wa innna ilaihi rojiun
Wongalus: Saya ingin menemui isteri dan anak
(Seketika itu, tiba-tiba hadir di
hadapan saya, dua orang yang sangat saya rindukan: anak dan isteri saya
dalam keadaan bugar dan muda belia. Di surga ini tidak ada usia tua,
semua kembali muda sebagaimana bunga yang mekar.. usia rata-rata kita
semua menjadi 25 tahun)
Bidadari: Alhamdulillah, ya Hamba
Allah, anda sudah dipertemukan dengan orang-orang yang anda sayangi..
disini tempatnya berkasih mesra dan cinta mu kepada mereka dan cinta
mereka kepadamu akan abadi selamanya…
Wongalus: Terima kasih, sekarang saya
sudah berkumpul lagi dengan keluargaku, saya mau pamit darimu
wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Bidadari: Baiklah, Ya Hamba Allah…
kalau membutuhkan sesuatu anda tinggal menggerakkan hati agar saya bisa
datang lebih cepat sebelumnnya, waalaikumsalam warohmatullahi
wabarokatuh.
(Seketika itu pula Bidadari menghilang
dari pandangan, kini saya berkumpul dengan anak dan isteri saya yang
sudah sejak lama tidak bertemu dan harus terpisah dengan mereka saat
saya meninggalkan dunia dan dimakamkan di lereng gunung lawu di Ngawi
Jawa Timur pada tanggal 17 bulan 7 tahu 20… 7)
SELESAI.
Demikianlah apa yang saya alami, kalau
ada benarnya itu semata-mata dari Allah ta’ala.. terima kasih.
Wassalamualaikum wr wb. Salam paseduluran. @@@
No comments:
Post a Comment
silahkan komen,share ilmu dan pengalaman nya di sini